Minggu, 09 Oktober 2016



TUGAS FILSAFAT ILMU
Refleksi Kuliah Tanggal 3 Oktober 2016.
Kartika Nur Oktaviani
16709251032
Pendidikan Matematika S2 UNY Kelas B

Tanya jawab seputar filsafat
1)        Apa makna hipnotis jika dilihat dari segi filsafat?
Jawaban :
Hipnotis itu psikologi terapan. Lalu teorinya ditinggal, menjadi terapan. Sama halnya dengan kuda lumping. Hipnotis itu tidak perlu terlalu ribet dengan teori-teori. Dalam bahasa jawa dia mempunyai ilmu titen. Mempunyai kumpulan berbagai macam terapi perilaku kalau orang dibeginikan akan begini, dibegitukan akan begitu. Sudah ada rumusnya. Semacam rumus. Rumus tidak harus dalam bentuk rumus abc, tapi bisa dalam bentuk penjabaran atau indikator. Contohnya : dalam merumuskan berbagai sifat orang. Kalau rambutnya begini sifatnya begini, juga terapinya seperti ini. Dan orang yang terhipnotis tidak akan bisa menjawab hipnotis itu mengapa dia bisa begitu. Walaupun dia mengaku bisa menjawab, tetapi juga tidak seperti yang diharapkan. Sama saja dengan pelaku kuda lumping itu yang kesurupan. Kesurupan itu gejala jiwa, karena dipengaruhi oleh intuisi tertentu. Satu intuisi menutup intuisi yang lain. Dan dia juga menunjukkan gejala tertentu.
Manusia punya bermilyar-milyar intuisi, meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Contoh : intuisi handphone. Saat handphone berbunyi, respon kita sangat cepat. Jadi handphone punya intuisi. Contoh intuisi yang lain adalah : intuisi kacamata, intuisi kertas, intuisi tulisan, juga intuisi ruang, dan waktu. Contoh intuisi dari sesama manusia adalah intuisi istri. Misalnya : saat istri sedang berbicara apa atau terkena apa, kok cepat sekali responnya?Ya karena dia adalah seorang istri. Bagi seorang suami, ibaratnya, bernapasnya istrinya saja dia sudah hapal. Apalagi suaranya. Intuisi yang lainnya lagi adalah intuisi lawan, intuisi musuh, intuisi senjata, juga intuisi yang ada dan yang mungkin ada. Prinsipnya hipnotis maupun kuda lumping maupun kesurupan itu, juga intuisi yang lain-lain, dimunculkan satu, kemudian didominasikan. Sudah itu aja. Namanya dilatih. Tapi yang bersangkutan, pelakunya dikenakan terapi itu tidak bisa menjelaskan, mengapa dia begitu. Jadi dia hanya menjelaskan saja. Hatinya tidak sadar. Selanjutnya, hipnotis reduksi. Pada proses ini, dunia piknik dunia hura-hura dunia kuliah dunia belajar dunia membaca dunia berpikir, dihilangkan, direduksi, sehingga masuk ke dunia kesurupan. Dunia kesurupan pasti ada ikonnya, yaitu suara yang berirama, bertalu-talu, kemudian penenangan, yaitu dengan doa. Doa-doa itu untuk menenangkan, mengkhusukkan hati, dan sebagainya. Langkahnya adalah dengan menciptakan suasana yang bisa menarik intuisi. Ketika zaman barat dulu ada ilmu tentang jogjakarta melihat gending jawa dulu, ya, sudah seperti orang yang, kalau orang minum narkoba mungkin sakau. Tapi kalau ini, bukan. Bukan karena apa-apa. Namun karena intuisi nya terbalik, seakan-akan, dia sudah sampai surga dia.
Zaman sekarang, ketrampilan digelar-gelarkan. Dirahasiakan kemudian dijual, kemudian Anda daftar kursus hipnotis. Kenapa orang bisa tertipu, karena dia hidupnya yang shodaqoh, pelesir, berpesiar dengan kedua keluarga itu, semua dikuras, dimasukkan, dipilih, dipilih, direduksi menjadi, dunianya menjadi uang. Ikonnya uang yang digandakan. Jadi, tentunya hidup itu permainan intuisi. Intuisinya kita mau ke mana-mana. Anda bisa saja. Karena menggunakan handphone sudah lengkap, canggih dan sebagainya. Anda tidak pelihara, anda hilangkan intuisi ruang dan waktu. Sekarang aku tidak peduli utara selatan, ni aku gunakan saja handphone. Na suatu ketika handphone nya kebalik, sholatnya juga terbalik.
Jadi intuisi sangat penting. Intuisi adalah pengalaman, intuisi seorang kopral lain dengan jenderal. Beda sekali. Karena ada yang intuisi bilangan, ada yang intuisi apa. Orang mengatakan secara psikologi kalau istilah psikologi itu indera keenam. Kalau filsafat cukup intuisi.

2)        Apakah Bapak setuju dengan metode saintifik?
Jawaban :
Filsafat itu bukan masalah setuju dan tidak setuju tentang metode saintifik. Filsafat itu seberapa jauh, engkau mampu menjelaskan metode saintifik. Maka sebenar-benarnya filsafat adalah penjelasanmu itu. Dan kalau engkau itu bersikukuh, itu adalah mitos. Kalau sudah jelas sekali, juga mitos. Kalau fanatik, namanya terjebak dalam ruang dan waktu yang gelap menurut filsafat. Mengapa? Sebab metode saintifik hanya satu dari sekian ribu metode yang ada. Mungkin semilyar yang ada. Kenapa hanya satu yang kau pilih?Itu tandanya hidupmu sudah terpilih menuju ke metode saintifik saja. Itulah ruginya Kurikulum 2013. Itulah yang dia tidak sadari dosanya Pak Menteri. Mengiring seluruh indonesia untuk metode saintifik.
Agama metode saintifik. Bahasa metode saintifik. Menikah metode saintifik. Nanti kalau tidak jadi dinikahi bagaimana?Dapat dikatakan bahwa kurang ajar banget metode saintifik, dari segi-segi pernikahan. Jika matematika hanya menggunakan metode saintifik saja tidak pakai logika, bagaimana?Matematika kalau tidak sampai logika, bagaimana mau mengamati. Contoh : jika matematika hanya memakai metode saintifik, tidak memakai logika, berarti siswa hanya diminta mengamati bilangan 7. Oo bilangan 7 kurus ditambah bilangan 7 gemuk, ya sama dengan 14 kurus. Seperti itu misalnya. Susah, bukan?Matematika akan sulit jika tidak menggunakan logika dan hanya menggunakan pengamatan. Apa yang akan diamati?

3)        Bagaimana kriteria seseorang dikatakan berhasil dalam menuntut ilmu?
Jawaban :
Setiap saat orang berhasil, setiap saat orang mengalami kegagalan. Dia hanya tidak merasa. Kalau merasa dia berhasil, dia, rugi separuh dunia, karena dia tidak menyadari kegagalannya. Kalau dia hanya merasa selalu gagal terus, merugi separuh dunia karena dia tidak menyadari keberhasilannya. Jadi, filsafat itu harus selalu berusaha adil, seimbang, sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. 

4)        Bagaimana konsep siap menurut filsafat?
Jawaban :
Siap menurut filsafat itu, berarti refleksi diri. Refleksi diri untukke depan. Berarti, kita bisa mengalami persiapan itu karena mempunyai refleksi. Refleksi diturunkan menjadi semi psikologi, itu komunikasi. Persiapan adalah komunikasi internal di dalam diri kita. Contoh : kalau orang mau menikah. Persiapan internalnya sudah membayangkan terlebih dahulu calon istri dan calon suami supaya jangan terkejut. Masa melihat calon suami terkejut, atau melihat calon istrinya terkejut. Berarti tidak ada kesiapan dalam hal ini. Selanjutnya, komunikasi  diturunkan menjadi readyness. Itu psikologinya sangat penting sekali. Itu kesiapan. Kesiapan kita mengandung unsur timeline. Artinya berjalannya potensi dan impian. Jadi kesiapan itu bagian daripada hermeunitika. Dan ternyata tiadalah kesiapan itu yang bersifat tetap dan berhenti. Walaupun kesiapan pun dalam keadaan berjalan dan bergerak. Kesiapan itu bergoyang-goyang. Contoh : kita sudah siap, siaga. Tapi saat berbaris, kalau kita dipukul, ya sudah, jatuh. Jadi, kesiapan yang paling baik ialah, itulah, bergoyang-goyang. Hermeunitika. Jadi kalau Anda ditanya, apakah Anda sudah siap? Anda menjawab sudah. Itu mitos. Tidak ada orang yang udah siap dalam filsafat. Yang benar bagaimana kalau ditempatkan? Ya, sedang. Sedang bersiap-siap. Terus begitu. Dan itu tidak ada akhirnya. Karena akhir juga mitos. Tiadalah sebenar-benar akhir, kecuali akhir absolut. Itulah dogma agama. Kalau sudah kiamat, akhir daripada absolut. Ternyata walaupun akhir dari absolut pun masih diteruskan. Setelah kiamat masih ada pertimbangan-pertimbangan perbuatannya
.
5)        Bagaimana filsuf memandang surga dan neraka jika tidak ada yang salah?
Jawaban :
Jangan salah! Jadi filsafat itu hakikat metodologi etik dan estetika. Jadi, ada tiga aspek, yaitu benar, baik, dan indah. Tiga itu jika dikombinasikan jadi berapa? Itu namanya dieksperimenkan. Kombinasinya bisa bermacam-macam. Benar, baik, dan indah. Benar, baik, tidak indah. Benar, tidak baik, indah. Benar, tidak baik, tidak indah. Demikian seterusnya. Dieksperimenkan. Berfilsafat, seperti apa sih contohnya. Itu etik dan estetika. Etik itu baik buruk. Estetika itu keindahan. Epistemologi itu benar salah. Ontologi itu hakikatnya. Ya sudah,  ketemu. Tidak ada yang benar, tidak ada yang salah. Anda itu terjebak di ruang yang gelap. Tapi untung kau bukan jendela dan pintu. Kamu itu sintesis. Mampu bertanya sehingga itulah pikiran. Benar dan salah di dalam pikiran. Misalnya : kenapa 2 + 2 = 4? Benar apa salah? Ya kalau modulonya bilangan berbasis 3, apa ada bilangan 4? Tidak ada. Jadi benar salahnya tergantung ruang dan waktu. Ini pikiran. Belum sampai ke surga dan neraka. Benar dan salah itu domain pikiran, sedangkan surga dan neraka itu domain hati.

6)        Bagaimana pengaruh filsafat terhadap perkembangan teknologi?
Jawaban :
Hubungan filsafat dan perkembangan teknologi adalah cerita Resi Gotama. Konon dulu kala ada seorang resi bernama Gotama. Resi artinya adalah yang maha sakti. Sakti itu artinya kata-kata bisa menjadi kenyataan. Sakti. Pak rektor itu sakti. Kata-kata bisa menjadi kenyataan. Contoh : jika pak rektor berkata, “Besuk saya angkat jadi pegawai, ya.” Besoknya kamu betul-betul diangkat menjadi pegawai. Gubernur itu sakti. Ya. Presiden juga sakti. Antara omongan dan jadi kenyataan kalau zaman dahulu namanya resi. Orang sakti itu seperti itu. Yang bisa menyatukan langit dan buminya. Diberi kemaslahatan yang dalam. Maka seorang pemimpin itu hebat. Apapun yang terjadi, seorang pemimpin itu pasti hebat.
Resi Gotama mempunyai istri yang sangat cantik, bernama Dewi Indradi. Saking cantiknya istrinya resi itu, para dewa pun kepincut. Naksir. Padahal para dewa tahu kalau Dewi Indradi sudah bersuami. Kemudian, ada seorang dewa yang hebat juga, bernama Batara Surya. Batara itu mempunyai sebuah pusaka yang bernama Cupu Manik Astagina (jika zaman millenium sekarang ini namanya adalah handphone). Dewi Indradi sangat tertarik dengan pusaka itu. Akhirnya dewa itu memberikan kepada Dewi Indradi . Dewi Indradi hanya tertarik saja namun belum tahu kegunaan dari pusaka itu. Tapi pusaka itu memberikan keindahan dan kebahagiaan meskipun sebenarnya hanya semu. Tidak henti-henti dipandangi dan dimainkannya pusaka itu. Sampai-sampai saat diajak bercengkerama suaminya, dia tidak menjawab. Tidak diindahkan. Dia juga sampai lupa anak lupa mandi, lupa makan, lupa ibadah, bahkan lupa tidur. Akhirnya suaminya yang bertanggung jawab, bertanya. Wahai istriku, Kamu itu sedang bermain2 apa sebenarnya? Dewi Indradi diam saja. Ditanya berkali-kali, tetap diam saja. Lama kelamaan, Resi Gotama merasa tidak tahan dan murka. Akhirnya, keluarlah kata-kata kutukan untuk istrinya. Katanya,“Kalau begitu, kukutuk jadi patung”. Jadi patunglah istrinya. Seorang resi, kata-katanya dapat menjadi kenyataan.
Itu antara kata dan kenyataan. Orang sakti itu begitu. Kata jadi kenyataan. Begitu juga orang tua. Jangan bikin orang tua marah. Orang tua marah, kamu jadi batu. Malin kundang itu. Jangan sampai.
Setelah istrinya benar-benar menjadi batu, diambillah pusaka Cupu Manik Astagina itu oleh Resi Gotama dan dilempar jauh, jatuh ke bengawan. Bengawan berarti sungai besar atau danau atau kubang. Anak-anak Dewi Indradi yang berjumlah 3 orang (dua laki-laki, satu perempuan, sama-sama rupawan seperti ibunya), berlarian, mengejar pusaka yang sudah dilempar oleh bapaknya itu. Begitu mencebur ke air, langsung, ketiganya berubah wujud, dua orang anak laki-laki, satriya Guwarsa dan Guwarsi langsung berubah jadi kera bernama Sugriwa dan Subali. Yang putri tadi, bernama Anjani, jugaberubah menjadi kera.
Apa pelajaran yang dapat disimpulkan dari cerita di atas? Pelajarannya persis seperti ketika kita punya handphone, senang sekali mempunyai hanphone baru, langsung dimainkan terus, digunakan terus, juga download berbagai aplikasi. Sampai-sampai sholat Luhur terlewat, ashar terlewat, maghrib pun terlewat, isak terlewat, subuh terlewat, luhur lagipun lewat. Keluarga diacuhkan, ada kejadian apa di lingkungan juga diacuhkan.Ya suaminya lewat nggak ngerti, anaknya lewat nggak ngerti. Saking asyiknya. Siapa itu? Saya, Anda, tidak peduli laki-laki atau perempuan, kyai, tokoh agama juga. Ibarat, kalau perlu, pesan hanphone besarnya satu meja agar lebih jelas melihat gambarnya. Pada masa kini, teknologi memang seperti itu. Semakin jelas, semakin detail. Ternyata sudah tercapai cita-citanya kehidupan kontemporer untuk membuat patungisasi masyarakat dan memasyarakatkan patung. Kita semua telah menjadi patung-patungnya kehidupan kontemporer. Hal itu terjadi seandainya kita mempunyai akan tetapi kita tidak mampu menggunakan secara bijaksana. Seperti itulah kejadiannya.
Apa hikmah yang terpetik dari berubah wujudnya Guwarsa, Guwarsi, dan Anjani itu?Dalam kehidupan nyata, sering terjadi seperti ini. Habis shubuh, hati bersih pikiran lurus. Namun, setelah itu kita malah membuka situs-situs web dan mengaksesnya, hingga jam 8 pagi. Hal ini menyebabkan pikiran kita bengkok hati kotor. Sekali sentuh langsung menuju neraka. Ya itulah, kita telah berubah wujud menjadi monyet. Dan hal tersebut tak terasa seperti berubahnya Guwarsa menjadi Sugriwa, dan Guwarsi menjadi Subali. Saat saling pandang, mereka saling mencemooh satu dengan yang lain, eh kamu, eh kamu juga. Selanjutnya, mereka berkaca. Nah, baru tahu bahwa keduanya sama-sama berubah menjadi kera. Kita juga begitu. Setelah datang ke kuliah filsafatnya pak marsigit, baru tau bahwa kita telah berubah bentuk menjadi monyet jika kita tidak bisa menggunakan teknologi dengan baik.  Baru sadar rupanya.
 Itu jawaban dari pertanyaan hubungan antara filsafat dan teknologi. Luar biasa. Luar biasa itu batas. Itu maksudnya berfilsafat itu seperti. Filsafat itu struktur. Setiap berbicara itu menuju struktur. Jadi tidak ada sifat filsafat itu kok singkat-singkat. Jika jawaban hanya singkat, itu icon saja. Berbahaya. Ikon itu berbahaya. Nilai nol adalah agar kita bisa bercermin seperti Guwarsa dan Guwarsi. Kalau masih ditutup dengan kesombongan, saat bercermin tidak akan kelihatan keburukannya. 

7)        Bagaimana filsafat memandang perkawinan sejenis?
Jawaban :
Pertanyaan yang satu ini tidak usah dijawab ya. Ngeri-ngeri tidak sedap. Dari pada berpikir ke situ lebih baik tidak memikirkannya. Ada  hal-hal yang seperti itu. Ya. Membaca saja mau muntah, apalagi memikirkan dan mendiskusikan. Lama-,a a jadi pengikutnya. Terpaksa harus berbicara. Ditutup-tutupi juga tidak bisa. Sudahlah, lupakan saja tidak usah dipikir terlalu panjang lebar. Karena memang seperti itu cara mereka itu masuk, awalnya, dipaksa. Berikutnya dia tidak menyadarinya. Berikutnya, diberi toleransi dalam pikiran untuk mendiskusikannya dan seterusnya dan seterusnya. Kalau sudah menyangkut karakter, kita sudah tidak bisa lari lagi. Sebab, nantinya akan menunjukkan karakter kita apapun filsafatnya. Tahu kalau itu dosa. Ngeri. Membanyangkan kalau laki-laki dikejar-kejar laki-laki kan bagaimana. Waduh kacau balau kan. Membayangkannya saja sudah ngeri, tega-teganya kita akan diskusi. Berfilsafat ada batasnya. Itulah maksudnya batasnya. Jangan sembarang semua bisa ditanyakan. Contoh : Anak tanya sama bapaknya, bapak sama ibuk semalam berkelahi ya gedebak gedebuknya. Lalu bapaknya menjawab, bapak itu menjawab, bapak tadi memperbaiki atap. Atap kita kan mau jebol. Nah, sang anak tidak percaya. Bapaknya bertanya, lo kenapa kok begitu? Metode saintifik pak. Kata anaknya. Kan kacau nanti.
 Bagaimana kalau pikiran tidak dibatasi agama atau sopan santun? Tentu akan tidak tentu arah. Itulah maksudnya, mengambil contoh tidak usah jauh-jauh. Contoh lain kegunaan dari batasan dan logika pikiran adalah sebagai berikut. Ada cewek setengah baya nemui kita. Cewek itu SPG. Dia tanya, kakak/om dari Jogja ya?Boleh minta waktunya untuk memberi informasi sebentara Dan kita mempunyai insting yang kuat. Nah, pertanyaannya itu udah aneh. Aneh itu tidak sehat. Jadi intuisi kita sudah harus menolak.
Jadi saat seseorang bertemu seseorang, ada yang namanya sifat ketemu sifat. Sifat penipu ketemu sama sifat yang memang bisa ditipu. Bahkan kita supaya tidak ditipu, kita supaya jangan melakukan kesalahan dosa pun, berdoa. Berdoa itu cegah, tangkal dini. Tuhan menjamin kalau engkau itu berdoa dan dikabulkan sama tuhan, dimasukkan dalam kapsulnya Tuhan. Kalau udah dimasukkan dalam kapsulnya tuhan, keselamatan dunia dan akhirat dijamin. Jadi berdoanya adalah supaya aku selamat.
Tapi begini, satu lagi yang sedikit ingin saya sampaikan tentang yang tadi. Mengenai transgender saya harus terangkan. Itulah yang namanya the power of mind. The power of mind itu, kamu siang malam membayangkan sebagai laki-laki bisa. Siang dan malem. Sejak kecil sampai dewasa, coba bayangkan, itulah the power of mind. Ada cerita, seorang artis di Amerika itu dia punya anak perempuan padahal dia artisnya artis gulat, tinju. Dia tidak mau menerima kalau jenis kelamin anaknya perempuan. Pokoknya anaknya harus mempunyai jiwa laki-laki. Sejak kecil, anaknya dikasih celana dan selalu terapi olahraga body building. Akhirnya jiwa, pikiran, dan hati anak tersebut semuanya laki-laki. Kecuali satu, fisiknya perempuan. Ketika umur 35, dia diundang di televisi dan diwawancarai. Dia di persimpangan jalan. Karena ternyata dia ditaksir juga oleh orang laki-laki. Padahal jiwanya laki-laki. Maka dia ingin menunjukkan diri supaya dia betul-betul tampak seperti laki-laki. Maka dia melakukan tahap-tahap operasi. Operasi pertama, operasi pengangkatan payudara. Kemudian, suntik hormon dulu untuk mengubah suara, dari suara perempuan berubah menjadi suara laki-laki. Demikian seterusnya. Akhirnya, jadilah dia laki-laki tulen dengan berbagai macam operasi dan suntik tadi. Kalau berjalan dia juga tomboy. Tidak ada yang menyangka kalau dia dulunya wanita. Akhirnya dia punya pacar perempuan.
Itu bahayanya the power of mind yang tidak dibatasi oleh agama. Maka sebelum engkau mengembarakan pikiranmu, kendalikan melalui agama.  Berdoalah supaya engkau tahu mana yang baik mana yang buruk. Kalau yang sudah terlanjur seperti kasus tadi ya sudah. Perbaiki sebagai wacana karena filsafat itu sebagai wacana. Ya sebatas itu. Kita toh sudah dipagari dan kita tahu. Gitu ya. Jadi kuncinya adalah pada agama.
Baiklah saudara, demikianlah apa yang bisa kita kerjakan bersama2 sebagai bekal. Gunakan teknologi secara bijaksana agar kita tidak menjadi patung. Belajar itu seperti berdoa terus-menerus tiada kenal ruang dan waktu. Filsafat batas penyembuhan menyentuh hati dan spiritual kita masing2.  Perasaan senang duka biasa yang penting tetap selalu berdoa.          

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda